REVIEW GAME COD WWII : GAME SERI COD TERBAIK SEPANJANG MASA
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig4Nkn2oNPOF1pP5BRWPOHb_jyxTwbdQ0bCBcSotUXBq0Qz5yDeGEjs2aCQcLYSgqu_PUpSKkb_Awqu_7GFnjdcFtWwB-bNNOSS7N6KQYW6oZhyZUqRqyF0Pnn4iTf0tf3-DrM8lhFvU8d/s1600/Call-of-duty-ww2-jagatplay-1-600x338.jpg)
Call of Duty: WWII akhirnya dikonfirmasikan resmi oleh Activision. Seperti apa game yang menandai kembali Call of Duty ke perang klasik ini Dan hal apa yang disuguhkan game ini?
➤LATAR BELAKANG CERITA
Dalam campaign single player game ini, kamu akan memerankan seorang prajurit berusia 19 tahun bernama Ronald ‘Red’ Daniels. Daniels berasal dari Texas, dan seperti kisah media lain yang mengangkat perang dunia, Activision ingin mengangkat tema mengenai bocah dari ladang yang akhirnya menjadi pahlawan negara di dalam perang dunia. Sledgehammer Games sendiri ingin membawa pesan lebih mendalam, bahwasanya perang dunia ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap segala lapisan. Untuk itu, mereka juga menyiapkan beberapa karakter tambahan mulai dari tentara wanita, unit pasukan dengan ras blasteran (Afrika-Amerika) bahkan juga anak kecil. Tidak tanggung-tanggung, untuk menghadirkan kisah yang otentik dan menyentuh, Sledgehammer pun sampai menggandeng seorang ahli sejarah bernama Martin Morgan. Morgan-lah yang berperan sangat besar untuk memberikan detail-detail kisah yang mendalam, serta nuansa perang dunia berskala besar yang akhirnya memberikan dampak kepada hidup jutaan orang di seluruh dunia.
➤MODE CAMPAIGN YANG FANTASTIS
Jika Anda dan saya berbicara soal apa yang jadi kekuatan utama Call of Duty sebagai sebuah franchise, sebagian besar dari kita sepertinya akan setuju bahwa ia selalu mengandung mode campaign (cerita) yang tak pernah gagal fenomenal. Bahwa terlepas dari statusnya sebagai game FPS linear dengan sistem koridor yang hanya meminta Anda untuk bergerak dari titik A ke titik B tanpa ada kesempatan dan kebutuhan eksplorasi yang memadai, tidak lantas membuat sang developer tidak bisa berinovasi dengannya. Hal yang sama juga diterapkan Sledgehammer Games di Call of Duty: WWII. Untuk sebuah game yang tidak bisa lagi memanfaatkan sistem seperti jetpack, double jump, atau wall-running, mereka punya pekerjaan berat untuk memastikan konsep lawasnya tidak lantas membuatnya terasa monoton. Untungnya, Sledgehammer Games melakukan tugas yang baik dengannya. Kembali mempresentasikan momen perang dunia kedua yang ikonik dengan teknologi baru dengan dramatisasi ala film Hollywood yang serupa, Anda sepertinya masih akan berhadapan dengan sensasi campaign Call of Duty yang familiar. Namun berbedanya? Seri yang satu ini tidak lagi berputar soal pertempuran antara “baik vs jahat” seperti di seri-seri sebelumnya. Walaupun Anda menikmatinya dari kacamata seorang prajurit Amerika Serikat, namun jelas bahwa Sledgehammer Games ingin memotret lebih luas soal konsekuensi sebuah perang. Yang Anda dapatkan adalah sebuah game yang memperlihatkan seperti apa dampak yang bisa muncul dari aksi saling membunuh untuk melindungi atau memperjuangkan satu ideologi spesifiki ini. Bahwa bukan membuat Anda merasa seperti seorang superhero yang dengan mudahnnya mampu membalikkan keadaan, Anda berperan sebagai seorang manusia yang sekedar “terjebak” di dalam situasi buruk, mewakili satu pihak, dan sekedar ingin pulang ke rumah selamat bersama dengan teman-teman Anda di satu divisi yang sama. Hasilnya adalah mode campaign yang fantastis dari sisi cerita. Bahwa tidak seperti di seri-seri sebelumnya yang selalu berputar dan bercerita dengan Anda – sang karakter utama sebagai roda pendorong, Call of Duty: WWII justru ingin memperlihatkan seberapa buruk sebuah perang dan beban yang harus dipikul tidak hanya orang-orang yang terlibat secara aktif di dalamnya, tetapi juga mereka yang mau tidak mau, “dipaksa” untuk ikut memikulnya. Ia memperlihatkan horror, kekejaman, pengorbanan, kematian, hingga sekedar kondisi seperti trauma dan beban psikologis sebagai sesuatu yang “lumrah”di dalam usaha untuk bertahan hidup ini. Ia juga memotret Nazi lewat sudut pandang baru yang belum pernah dilakukan di seri lawas seperti memperlihatkan terror yang muncul dari kamp konsentrasi, contohnya. Eksekusinya dilakukan dengan baik, sembari mempertahankan cerita yang tetap koheren. Lantas, bagaimana dengan sisi gameplay itu sendiri? Ada banyak inovasi yang ditawarkan Sledgehammer Games di sini, dengan beberapa di antaranya terhitung cukup signifikan. Sebagai pembuka? Seperti seri Call of Duty di masa lalu, mereka membuang sistem regenerasi health di sini. Sebagai gantinya, Anda kini berhadapan dengan sebuah bar HP yang terpampang di bagian kiri bawah layar. Untuk memulihkan diri, Anda kini harus menggunakan med-kit yang tersebar di arena pertempuran, ataupun lewat sebuah mekanik baru lain yang tak kalah keren. Benar sekali, ia kini juga menyisipkan konsep Kill-Streak di dalam permainan.
Jika kita harus berbicara jujur, mode multiplayer memang tidak pernah menjadi daya tarik utama Call of Duty di mata kami. Alasannya? Bahwa terlepas dari fakta bahwa ia selalu hadir dengan lebih banyak tema dan inovasi gameplay berbeda di dalamnya, Anda selalu bisa melihat pondasi gameplay serupa di dalamnya. Bahwa ia selalu berkisar soal pertempuran jarak dekat dengan desain peta terbatas yang dibagi ke dalam berbagai jalur. Kemenangan akan ditempuh bukan dari kemampuan Anda untuk berstrategi, tetapi siapa yang menembakkan peluru pertama terlebih dahulu. Berita baiknya? Desain seperti ini memang selalu berhasil mendorong gameplay dinamis yang berjalan cepat. Bahwa untuk menang, Anda harus terus berlari, menembak, kabur, dan mengulang rutinitas yang sama. Hal yang sama juga ditawarkan Call of Duty: WWII ini di beberapa mode, tentu saja kini, dengan senjata klasik.
Walaupun demikian, bukan berarti game ini hadir tanpa sesuatu yang baru sama sekali. Kami pribadi bahkan melihatnya sebagai hal utama yang membuat seri ini begitu fenomenal di sisi multiplayer. Benar sekali, kami bicara soal salah satu mode bernama WAR. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar dengannya, berbeda dengan mode klasik seperti Team Deathmatch atau Domination, WAR diposisikan selayaknya mode Operations di Battlefield 1. Ia adalah sebuah mode multiplayer kompetitif dengan elemen cerita di dalamnya. Gameplay-nya sendiri berbasis objective, dimana player seharusnya bekerjasama untuk menyelesaikan satu misi bersama-sama untuk bisa memenangkannya. Jadi, ia tidak bergerak sebagai ruang untuk memperlihatkan skill individu Anda dengan jumlah angka bunuh dan mati, tetapi mencari cara untuk menyerang / mempertahankan objective yang ada, baik ketika Anda berperan sebagai tim penyerang ataupun bertahan.
➤CUPLIKAN TRAILER GAME COD WWII
Bisa dilihat di ➧
Tidak ada komentar:
Posting Komentar